Wikipedia

Hasil penelusuran

Sabtu, 26 Maret 2016

Wisatawan Mesir Sebagai Potensi Yang Menjanjikan

 BALI SEBAGAI DAERAH TUJUAN WISATAWAN ASIA ( MESIR )

1. Jumlah Kunjungan Wisatawan Asia (Mesir) Ke Bali.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dari Mesir terus meningkat. Data Badan Pusat Statistik (BPS) dan  Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kemenparekraf juga mencatat bahwa kunjungan wisman bulan Januari hingga November 2013 dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah Uni Emirat Arab sebesar 66,34%, Arab Saudi 33,41%, Mesir 27,44%, Taiwan 22,42%,  dan RRT 21,85%. Secara lebih rinci, Pusdatin Kemenparekraf memperlihatkan bahwa pada periode Januari - November 2013 jumlah kunjungan Wisman Mesir ke Indonesia mencapai 5416 orang. Angka tersebut menunjukkan kenaikan sebesar 27% dibanding periode yang sama pada tahun 2012, yang mencapai 4175 orang.

2. Karakteristik Wisatawan Mesir yang Berkunjung Ke Bali.
Keindahan alam Bumi Pertiwi khususnya Bali dan ragam motif budayanya menjadikan Bali sebagai suatu magnet wisata yang tidak dapat ditolak, perbedaan iklim Mesir yang pada umumnya panas karena diapit oleh gurun pasir dan Indonesia yang merupakan negara sub-tropis menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asal Mesir.
Bergejolaknya politik di negeri tersebut membuat segelintir orang menjadi resah dan ingin meninggalkan Mesir untuk sementara waktu, pergi berlibur merupakan cara tersendiri bagi sebagian orang untuk sejenak terlepas dari ketegangan yang tengah berlangsung di negaranya, terlepas dari itu semua kepenatan akan pekerjaan juga menjadi motivasi bagi masyarakat Mesir untuk  melakukan kegiatan Outbound Tourism.
Bagi masyarakat Mesir berlibur keluar negeri bukanlah suatu kebutuhan yang primer atau mendesak karena pada umumnya mereka lebih mementingkan kebutuhan-kebutuhan utamanya seperti sandang, pangan, papan dan dikarenakan mayoritas masyrakat Mesir memeluk agama Islam maka tujuan utama Outbound Tourism mereka adalah Arab Saudi untuk  menunaikan Ibadah Haji (Pilgrim Tourism). Ketertarikan masyarakat Mesir untuk berkunjung ke Indonesia dipengaruhi oleh keunikan masyarakat Indonesia yang mana merupakan negara dengan penduduk terpadat ke-4 di dunia dan negara dengan masyarakat beragama Islam terbanyak di dunia, selain itu kemahsyuran Bali di mata Internasional juga menggugah rasa ingin tahu mereka terhadap Indonesia.

3. Jumlah Biro Perjalanan Wisata Dan Guide Mesir di Bali.
Biro Perjalanan Wisata memiliki fungsi untuk mengatur dan menjalankan proses perjalanan wisata yang dilakukan wisatawan agar dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan jadwal, dengan semakin melambungnya nama Bali di mata internasional maka jumlah wisatawan yang mengunjungi Bali pun semakin bertambah setiap tahunnya, untuk mengatasi membludaknya wisatawan maka perlu di tingkatkannya sarana dan prasarana pariwisata termasuk di dalamnya adalah Biro Perjalanan Wisata, berikut adalah perkembangan Biro Perjalanan Wisata yang ada di Bali berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali.

PERKEMBANGAN BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) dan CABANG BIRO PERJALANAN WISATA (CBPW) BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) MICE DAN BIRO PERJALANAN WISATA (BPW) LANJUT USIA DI PROVINSI BALI TAHUN 2009 – 2014

Tahun
BPW
CBPW
BPW MICE
BPW Lanjut Usia
TOTAL
2009
526
85
18
11
640
2010
281
18
5
4
308
2011
301
19
8
6
334
2012
315
19
9
9
352
2013
338
21
9
9
377
2014
365
23
9
9
406


Mesir merupakan negara yang terletak di kawasan Timur Tengah dengan demikian maka bahasa yang lazim digunakan adalah Bahasa Arab yang tidak lain merupakan Bahasa Nasional dari 22 Negara dan total populasi penggunanya kurang lebih 120 juta orang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, jumlah guide terdaftar atau memiliki Kartu Tanda Pengenal Pramuwisata (KTPP) yang sebanyak 1 orang terhitung mulai tahun 1988 – 2012. “Guide Arab di Bali hanya 1 orang,” Demikian menurut I Made Sukadana, Ketua HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia) Bali.

4. Promosi Bali Sebagai Daerah Tujuan Wisatawan Asal Asia (Mesir)

            Upaya tersebut dilakukan melalui promosi Indonesia dalam berbagai event dan ditujukan untuk berbagai segmen masyarakat di Mesir, seperti keikutsertaan dalam pameran dagang, pertunjukan seni-budaya Indonesia, penyebaran informasi melalui media massa, penyebaran pamlet, info kit, kalender, booklet, hingga penerbitan majalah KBRI Kairo berbahasa Arab "Akhbar Indonesia".  

Sabtu, 19 Maret 2016

Teori Motivasi Crompton 1979

Pada kesempatan kali ini penulis akan memberikan sedikit ilmu tentang motivasi yang penulis dapatkan dari berbagai sumber. Selamat membaca

Teori Motivasi

Pariwisata merupakan bidang industri kreatif yang melibatkan banyak segmen dalam proses pelaksanaanya, semakin tinggi tingkat kelangsungan pariwisata disuatu daerah maka permintaan akan konsumsi dan produksi barang maupun jasa akan semakin tinggi pula.Dalam suatu perjalanan, wisatawan akan dihadapkan pada opsi destinasi wisata manakah yang akan ia tuju hal ini biasa kita sebut dengan Travel Motivation (Crompton 1979). Ada dua faktor penting yang memotivasi wisatawan untuk melakukan perjalanan dan mengambil keputusan tentang destinasi wisata mana yang akan ia kunjungi, yaitu:
  1. Faktor Pendorong (Push Factors)
Faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan perjalanan wisata adalah untuk terlepas (meskipun hanya sejenak) dari kehidupan yang rutin setiap hari, lingkungan yang tercemar, kecepatan lalu lintas dan hiruk pikuk kesibukan di kota.

     2.Faktor Penarik (Pull Factors)


Faktor ini berkaitan dengan adanya atraksi wisata di daerah atau di tempat tujuan wisata. Atraksi wisata ini dapat berupa kemashuran akan objek, tempat-tempat yang banyak diperbincangkan orang, serta sedang menjadi berita. Dorongan untuk berkunjung ke tempat teman atau keluarga atau keinginan menyaksikan kesenian serta pertandingan olahraga yang sedang berlangsung juga menjadi daya tarik di daerah tujuan wisata.

'' Push '' dan '' Pull '' adalah faktor dan kepentingan mereka dalam membentuk motivasi wisatawan yang ditekankan dalam (1979) studi Crompton itu. Kebanyakan penulis menerima model ini, Crompton. '' Push '' adalah faktor faktor intangible yang mendorong seorang wisatawan jauh dari rumah, sedangkan '' Pull '' adalah faktor karakteristik nyata yang menarik wisatawan ke arah tempat tujuan, mengacu pada apa yang membuat tujuan menarik bagi pengunjung potensial 'termasuk sumber sejarah dan budaya, pantai, dan akomodasi (Andreu, Bigne', & Cooper, 2000), menurut Dann (1977), mewakili keinginan untuk mengatasi perasaan isolasi yang melekat dalam kehidupan sehari-hari dan untuk hanya '' agar dapat menjauh dari itu semua.

Jenis-Jenis Motivasi:

 Motivasi Fisik.
            Merupakan Motivasi untuk memenuhi kebutuhan fisik, yang berhubungan dengan penyegaran tubuh dan pikiran, tujuan kesehatan, olahraga dan bersenang-senang, dengan kata lain sebagai sarana penyegaraan jasmani. Motivasi ini berhubungan dengan segala kegiatan yang berfungsi mengurangi segala ketegangan.

b    Motivasi Budaya.
          Merupakan motivasi untuk mengenal budaya yang diidentifikasikan dengan keinginan untuk melihat dan mengenal lebih dalam lagi tentang budaya daerah lain, baik itu tari-tarian, cara berpakaian, musik, kesenian, cerita rakyat, dan sebagaianya.

c        Motivasi Interpersonal.
            Merupakan motivasi untuk berhubungan dengan orang lain, keinginan untuk bertemu dengan orang-orang baru, mengunjungi teman dan keluarga jauh, dan mencari pengalaman baru yang berbeda. Berwisata bertujuan untuk melepaskan diri dari hubungan yang rutin dengan para teman dan tetangga dimana mereka berasal.

     Motivasi Status dan Prestise.
               Merupakan motivasi untuk memperoleh status dan prestise, didalamnya termasuk keinginan untuk mengenyam pendidikan yang berkelanjutan ( contoh; pengembangan diri, pemenuhan ambisi). Motivasi ini dikaitkan dengan keinginan seseorang agar mereka dihargai, dihormati dan dikagumi dalam rangka memenuhi ambisi pribadi mereka, atau dengan kata lain untuk mengetahui jati diri mereka sebenarnya.

Jenis-Jenis Travel Motivation

      Motivasi Untuk Kesenangan.
          Kesenangan merupakan hal yang mutlak dicari para wisatawan dalam acara liburannya, banyak dari wisatawan yang melakukan kunjungan wisata atau perjalanan dikarenakan keinginan pribadi mereka untuk dapat setidaknya terlepas sejenak dari kesibukan rutinitas mereka. Mereka menggunakan waktu libur untuk melakukan perjalanan wisata berupa ; mengunjungi obyek-obyek wisata, refreshing, relaxation, dan mengikuti kegiatan wisata lainnya. Tujuan utama dari kegiatan itu adalah kesenangan itu sendiri.
         Pluralisme akan kebudayaan menjadi salah satu daya tarik tersendiri, dengan menyaksikan dan mengenal lebih dekat tentang budaya lain yang dimiliki oleh masyarakat di destinasi wisatawa dapat memberikan kepuasan tersendiri yang menimbulkan efek senang dan seakan terlepas dari tekanan rutinitas sehari-hari.    
 
      Motivasi Untuk Bisnis.
               Tujuan utama dari perjalanan ini adalah urusan bisnis tetapi tidak menutupi kemungkinan untuk melakukan kunjungan wisata disaat tugas bisnis tersebut sudah selesai, yang dimaksud bisnis disini adalah menghadiri suatu pertemuan yang diadakan di negara lain sebagai perwakilan dari suatu perusahaan maupun organisasi dan bukan untuk mencari nafkah di negara tujuan.

Definisi MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition)


MICE
Kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) di Indonesia saat ini menjadi salah satu fokus utama dari pemerintah untuk dikembangkan. Industri ini menjadi produk unggulan pemerintah karena dapat menambah devisa negara dalam jumlah yang besar. MICE dan bisnis pariwisata merupakan suatu bisnis high-quality yang berarti kualitas pelayanan yang diberikan mampu memberikan kepuasan terhadap setiap peserta dan high-yield yang berarti kegiatan wisata konvensi mampu memberikan keuntungan yang besar bagi penyelenggara kegiatan konvensi, event mice tidak hanya memberikan dampak keuntungan bagi pihak yang berhubungan langsung dengan penyelenggaran event MICE saja akan tetapi juga berdampak kepada pihak yang tidak berhubungan langsung terhadap penyelenggaraaan MICE. Hal tersebut membuat MICE menjadi suatu potensi yang menjanjikan sehingga banyak negara yang menjadi MICE sebagai sumber pendapatan terutama di bidang pariwisata.
Menurut International Congress and Convention Assosiationatau ICCA, Indonesia menduduki peringkat ke-39 di dunia, peringkat ke-8 untuk tingkat Asia-Pasifik dan peringkat ke-4 untuk tingkat ASEAN. Oleh karena itu, pemerintah sedang berusaha dengan keras mendorong peningkatan industri MICE dengan adanya perbaikan infrastruktur, pembangunan fasilitas pendukung industri MICE yang berskala baik nasional maupun internasional, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia.
Bali merupakan salah satu andalan bagi penyelenggaraan MICE di Indonesia, hal tersebut dikarenakan bali merupakan ikon pariwisata di Indonesia dan sudah adanya sarana dan prasarana yang memenuhi untuk menyelenggarakan MICE baik skala regional, nasional, maupun internasional. Dalam rangka berupaya mendongkrak perkembangan destinasi MICE di Indonesia khususnya di Bali dan upaya meningkatkan  pelayanan bidang usaha jasa konvensi Pemerintah telah melakukan beberapa upaya (Disparda Bali,2004) yaitu:
1.    Pembangunan sarana dan prasarana usaha jasa MICE untuk menampung kegiatan kegiatan konvensi yang berskala nasional dan internasional
2.    Melakukan upaya-upaya promosi melalui :
a.    Penyebarluasan informasi melalui media internet
b.    Penyebarluasan brosur, booklet, leaflet, dan lain sebagainya
3.    Bersama-sama asosiasi pariwisata ikut berpartisipasi pada konvensi dan bursa atau pameran pariwisata internasional seperti : PATA, WTM, BTL, ITB Berlin, JATA, CITM, ATF, TATA, dan lain sebagainya
4.    Menyelenggarakan event-event pariwisata internasional di Bali antara lain:
a.    PATA Annual Conference, Nusa Dua, 13-17 April 2003
b.    WTO Think Tank Conference, Nusa Dua, 2003
c.    ASEAN Europe Monetary Ministerial Meeting, Nusa Dua, 2003
d.   Konferensi PBB tentang Money Laundry and Terorism, Nusa Dua 2003
e.    KTT ASEAN, Nusa Dua, 2003
f.     PrepCon for The Commision for The Conservation and Management of Highly Migratory Fish Stocks in The Western and Central Pasific, Kartika Plaza Kuta, 19-23 April 2004
g.    The Fourth Congress of Asian Pasific Society of Atgerosclerosis and Vascular Diseases, Nusa Dua, 6-9 Mei 2004
5.    Melakukan pembinaan terhadap usaha jasa MICE yaitu dengan mengadakan kursus dan diklat dasar serta lanjutan dalam pengelolaan usaha jasa MICE, yang pesertanya terdiri dari manajemen atau karyawan yang bergerak dibidang usaha jasa MICE (September 2000 dan 2001, Juni 2004)
6.    Melakukan pengawasan dan penertiban terhadap usaha jasa MICE yang melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku

MICE adalah akronim dari Meeting, Incentive, Convention and Exhibition yang saat ini telah berkembang dalam dunia kepariwisataan dunia, istilah MICE di Indonesia dikenal dengan wisata konvensi yang mana kegiatan wisata konvensi ini termasuk kedalam kegiatan pariwisata karena wisatawan atau delegasi banyak menggunakan fasilitas pariwisata dalam kegiatannya atau pelaksanaanya, oleh karena itu maka wisata konvensi merupakan sebuah bidang usaha padat karya yang mana dapat menyerap banyak tenaga kerja dan juga menghasilkan pendapatan bagi devisa negara. Definisi MICE menurut Pendit (1999:25) adalah sebagai berikut : MICE diartikan sebagai wisata konvensi dengan batasan: usaha jasa konvensi, perjalanan insentif, dan pameran. Merupakan usaha dengan kegiatan memberi jasa pelayanan bagi suatu pertemuan sekelompok orang    (negarawan, usahawan, cendekiawan dsb) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
Didalam pertemuan sebuah acara MICE topik yang dibahas adalah topik atau fenomena maupun isu yang menyangkut kepentingan orang banyak contohnya terorisme, wabah penyakit, pemanasan global, dll. Hal tersebut diperkuat oleh definisi MICE menurut Rogers (2003) sebagai berikut: MICE merupakan kegiatan yang dilakukan oleh sejumlah orang di suatu tempat dengan pola yang sudah ditetapkan dalam jangka waktu tertentu untuk membahas tujuan khusus yang berkaitan dengan kepentingan bersama.
    Hotel merupakan salah satu bentuk industri jasa pariwisata yang berkembang pesat baik di dunia maupun di Indonesia. Fungsi hotel yang pada awalnya hotel hanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan mulai berkembang menjadi tempay untuk penyelenggaraan MICE. Berdasarkan data dari ICCA, sebanyak 2.236 pertemuan diselenggarakan di hotel. Salah satu cara untuk menarik pelanggan produk jasa, dalam hal ini hotel, adalah dengan memberikan kualitas pelayanan terbaik dan memberikan kepuasan terhadap konsumen. Menurut Boehme (1999:18) : Hotel dengan segala fasilitasnya, merupakan kriteria para perencana pertemuan (meeting planner) untuk menetapkan sebuah tempat yang digunakan sebagai tempat pertemuan.
google-site-verification: google3c6e9ee3432f07ad.html

Baca Juga:

Definisi MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition)

MICE Kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention and Exhibition) di Indonesia saat ini menjadi salah satu fokus utama dari pemerint...

Bagaimana kesan anda terhadap isi dari blog ini?